Judul: PENGARUH TERPAAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “PEDULI BUKAN BERARTI MEMBERI, SALURKAN UANG RECEH ANDA PADA ORGANISASI SOSIAL DAN KEAGAMAAN” TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU UNTUK TIDAK MEMBERIKAN UANG DI JALAN KEPADA FAKIR MISKIN
BAB I
Latar
Belakang
Didalam
kehidupan kita pasti kita selalu melakukan komunikasi baik secara langsung
dengan kata-kata atau dengan gerak non verbal atau gestura. Selain dengan
bahasa kita juga bisa memakai bentuk non verbal seperti simbol, gestura,
gambar, dan masih banyak lagi bentuk komunikasi yang non verbal. Hampir setiap
saat kita selalu melakukan komunikasi baik dengan diri kita intrapersonal atau
dengan orang lain. Seperti belajar, berfikir, introfeksi, adalah contoh kita
berkomunikasi dengan diri sendiri atau disebut dengan komunikasi intrapersonal.
Komunikasi juga bisa dilakukan dengan orang lain atau interpersonal. Bisa juga
berkomunikasi dalam kelompok, antar kelompok, dan bahkan komunikasi massa yang
sifatnya luas tanpa jangkauan. Itu adalah bentuk komunikasi yang terjadi di
dalam kehidupan kita.
Berbicara
soal komunikasi, kita hadapkan pada kenyataan yang berhubungan dengan
komunikasi. Salah satunya adalah iklan, bentuk komunikasi antara produsen
dengan konsumen. Tujuan dari iklan sendiri adalah untuk memberikan pengetahuan
tentang suatu barang kepada konsumen, sehingga mereka tau tentang keberadaan
suatu barang atau produk. Selanjutnya adalah mengubah sikap konsumen pada
tingkatan afektif, merubah perasaan mereka untuk tertarik atau berfikir tentang
barang atau produk yang ditawarkan, tetapi belum bertindak. Dan selanjutnya
adalah menciptakan brandawareness pada konsumen sehingga iklan suatu produk
bisa tertanam lama pada benak konsumen. Sehingga mereka bisa merubah perilaku
mereka untuk membeli barang tersebut bisa juga menolaknya pada tingkat konatif.
Jika iklan bisa berjalan hingga membuat brandawareness kepada benak konsumen
maka iklan tersebut dikatakan berhasil.
Didalam
kehidupan atau disetiap aktivitas kita juga selalu bertemu dengan namanya
iklan. Baik iklan dalam bentuk gambar, tulisan, suara, dan audiovisual. Iklan
secara kita sadari atau tidak disadari selalu berada di tengah-tengah kehidupan
kita. Jika kita menonton televisi itu sudah pasti disela-sela jeda waktu acara
yang kita tonton ada iklan. Dijalan ketika kita mengendarai motor kita melihat
banyak papan reklame yang terpajang disetiap sudut atau tengan jalan. Ketika
kita di mobil sedang mendengar radio, maka kita pasti juga mendengar iklan
dalam berntuk suara. Ketika kita sedang browsing internet tak kala kita juga
melihat iklan. Banyak iklan yang berkembang di tengah-tengah kehidupan kita.
Jika
kita memilah kategori iklan ada iklan elektronik dan iklan cetak. Iklan
elektronik adalah iklan yang disampaikan kepada masyarakat melalui signal yang
disampaikan lalu diterima oleh barang elektronik kita seperti radio, televisi,
komputer, dan barang elektronik lainnya. Lebih bersifat luas tanpa batas,
jangkauan luas, area luas, tidak memandang geografis. Cenderung iklan
elektronik lebih mahal biayanya karena sifatnya adalah komunikasi massa. Media
iklan elektronik juga menggunakan ranah publik seperti signal, yang berada
ditengah-tengah masyarakat sehingga penggunaannya cenderung memerlukan pajak,
sehingga biayanya semakin mahal. Ini sekilas tentang media iklan melalui
elektronik.
Sedangkan
media iklan cetak bisa dikatakan juga luas, bisa diterima oleh khalayak luas.
Seperti iklan melalui surat kabar, majalah, dan tabloid. Mereka bisa menjangkau
berbagai segmen tergantung penentuan segmen bagi pengiklan. Tetapi juga media
iklan cetak ada yang hanya langsung tertuju segmen sasaran, dalam arti iklan
media cetak disampaikan langsung pada segmen mereka. Seperti brosur, katalog,
leaflet, sticker, dan souvenir. Banyak kreatifitas yang dilakukan oleh para
biro iklan untuk memberikan gambar iklan yang menarik di setiap jenis iklan
media cetak. Iklan media massa berbentuk cetak yang lain adalah papan reklame.
Papan reklame adalah bentuk iklan yang tertua dibanding dengan media iklan yang
lainnya. Yang paling tua adalah papan reklame. Orang jaman dahulu memberikan
informasi atau kerajaan memberikan informasi pada rakyat melalui papan
pengumuman atau papan reklame. Dengan menuliskan pada papan tersebut ditengah
kota maka rakyat bisa membacanya, itu salah satu bentuk komunikasi antara raja
dengan rakyat. Kegunaan papan pengumuman jaman kerajaan dlu hanya untuk
mensosialisasikan pengetahuan baru, peraturan peraturan, dan aktivitas raja. Dari
zaman dulu semenjak ditemukan teknologi kertas di cina maka mulailah
perkembangan iklan melalui media cetak maju pesat. Ditambah lagi dengan adanya
mesin cetak oleh orang jerman. Maka semakin berkembang komunikasi dengan media
cetak.
Berbicara
tentang iklan maka iklan ada yang sifatnya untuk mencari profit dan ada iklan
yang hanya untuk merubah sikap manusia tanpa ada maksud untuk mencari
keuntungan. Seperti iklan layanan masyarakat yang dibuat oleh pemerintah
setempat untuk kemajuan kota tersebut. Iklan yang layanan masyarakat biasanya
bisa dipublikasikan lewat chanel televisi lokal, bisa lewat papan reklame yang
dipasang setiap jalan. Biasanya iklan layanan masyarakat ini untuk mengubah
perilaku masyarakat yang berada di kota itu demi kemajuan perkembangan kota
tersebut yang lebih baik. Humas pemkot mengeluarkan biaya yang besar untuk
membuat iklan layanan masyarakat demi kemajuan ke arah yang diharapkan oleh
pemerintah kota tersebut dalam mencapai target yang diinginkan. Banyak iklan
layanan masyarakat yang dapat membangun atau merubah masyarakat sekitar yang
ditujukan untuk membangun kesadaran masyarakat kota tertentu dalam suatu hal.
Contohnya iklan layanan masyarakat seperti berantas narkoba, hemat listrik,
patuh membayar pajak, dan masih banyak iklan layanan masyarakat yang dapat kita
lihat. Untuk membuat sebuah iklan tersebut pemerintah mengeluarkan dana yang
cukup besar untuk merubah masyarakat
yang lebih baik sehingga terdapat kemajuan positif terhadap kota tertentu.
Pemerintah dalam membuat iklan harus memiliki tujuan iklan yang tertulis. Sehingga apa yang hendak dicapai
nantinya setelah iklan layanan masyarakat tersebut di sosialisasikan. Salah
satu bentuk tujuan yang dicapai dalam menyadarkan masyarakat disini dapat kita
ukur baik skala macro maupun micro tentang iklan layanan msayarakat tersebut.
Khususnya di kota yogyakarta ini.
Yang
menjadi masalah apakah iklan tersebut sudah efektif dan mampu mengubah perilaku
oleh masyarakat. Ini menjadi pertimbangan bagi para pemerintah kita dalam
mengubah perilaku masyarakat itu sendiri. Yang menjadi fokus adalah iklan
layanan masyarakat yang berbentuk papan reklame yang bertuliskan “peduli tidak
sama dengan memberi uang, salurkan uang receh anda pada organisasi sosial dan
keagamaan”. Ada gambar ibu-ibu yang sedang mengendarai mobil dan memberikan
uang kepada pengemis jalanan dan tangan nya di beri tanda silang ketika memberi
uang terebut. Dari gambar dan kata-kata yang disampaikan melalui papan reklame
yang sering dipajang di pinggir lampu merah dapat kita ambil kesimpulan bahwa
kita diajak untuk tidak memanjakan para pengemis dengan memberi uang yang
secara langsung kepada para pengemis, dan uang tersebut hanya digunakan untuk
sebatas dalam memenuhi kebutuhan mereka. Disini kita diajak untuk tidak
memanjakan para pengemis supaya mereka untuk lebih bisa bekerja keras lagi
diluar sebagai pengemis. Kita diajak menyumbangkan uang kita melalui organisasi
sosial dan keagamaan. Sehingga dengan memberikan uang kita kepada organisasi
sosial atau keagamaan bisa lebih bermanfaat lagi uang tersebut meskipun uang
tersebut sama saja jatuh kepada fakir miskin. Tetapi yang dinilai disini adalah
organisasi sosial dapat lebih mengajak para pengemis untuk menggunakan uang
tersebut sebagai modal mereka untuk memenuhi kelangsungan hidup mereka nantinya
tanpa harus bekerja sebagai pengemis lagi. Karena pengemis bisa dikatakan
menggangu para pengguna jalan dan mengotori keindahan kota. Alangkah lebih
baiknya jika mereka lebih diakomodasikan dengan serempak untuk menjadi yang
lebih baik lagi selain pengemis. Yang menjadi masalah disini apakah para
pengendara yang melihat iklan tersebut sudah merubah cara mereka dengan tidak memberi
uang receh kepada mereka ketika berada di perempatan jalan. Target pemerintah
kota yogyakarta khususnya adalah merubah para perilaku pengendara supaya tidak
memberi receh pada pengemis. Jika masyarakat khususnya pengendara atau pemakai
jalan sudah melakukan sperti yang diperintahkan maka iklan layanan masyarakat
tersebut dikatakan berhasil, dan nantinya membuahkan efek yang pasitif
tentunya.Maksud dari pemerintak kota disini supaya kita jangan memanjakan para
pengemis tersebut.Tetapi kita melihat kenyataan nya sekarang, masih saja para
pengemis kita manjakan, dan komunitas pengemis masih sama saja tidak ada
perubahan. Semakin banyaknya pengemis yang membuat kreasi mereka yang lebih
eksklusif, seperti jathilan, menjadi banci, lap motor, dan banyak lagi jenis
pengemis yang masih bertahan di perempatan kota. Ini menjadi masalah pemerintah
dalam menangani fakir miskin ini. Dengan adanya sosialisasi iklan masyarakat yang
menyuruh kita sebagai pengendara kendaraan untuk tidak memanjakan mereka dengan
pemberian uang kita. Biarkan kita menyumbang kepada organisasi sosial yang
dapat mengolah uang kita lebih baik nantinya, untuk keberlangsungan para fakir
miskin seperti pengemis dan gelandangan. Ini menjadi menarik diteliti menurut
saya, karena seberapa efektifkah iklan layanan masyarakat tersebut dalam
mengubah perilaku para pengendara kendaraan khususnya.
Mungkin
kita berfikir selama ini merasakan hal yang sama, tidak membuahkan efek yang
kelihatan atas iklan tersebut. Masih banyak pengemis disini yang berkembang di
jalanan. Di sisi lain yang menjadi
pertimbangan adalah apa saja yang sudah dilakukan organisasi sosial terhadap
fakir miskin seperti pengemis ini. Yang penting dalam penelitian ini kita melihat
tentang kesadaran dari masyarakat itu sendiri atau para pengendara dalam
menanggapi iklan yang disampaikan pemerintah kota. Masalah apa yang dilakukan
oleh organisasi sosial secara real itu bukan termasuk dalam penelitian ini.
Yang ditekankan disini kesadaran dari masyarakat dalam merubah perilaku mereka
untuk tidak memberikan sumbangan langsung kepada pengemis tetapi melewati
organisasi sosial.
Perumusan
Masalah
Ada
pengaruh iklan layanan masyarakat “peduli tidak sama dengan memberi uang,
salurkan uang receh anda pada organisasi sosial dan keagamaan” terhadap perubahan
perilaku untuk tidak memberikan uang di jalan kepada fakir miskin.
Tujuan
Penelitian
Untuk
mengukur pengaruh iklan layanan masyarakat “peduli tidak sama dengan memberi
uang, salurkan uang receh anda pada organisasi sosial dan keagamaan” terhadap perubahan
perilaku untuk tidak memberikan uang di jalan kepada fakir miskin.
Manfaat
penelitian
Manfaat
dari penelitian ini adalah kita dapat melihat tingkat kesadaran para pengendara
terhadap iklan layanan masyarakat terhadap iklan layanan masyarakat yang
berbunyi “peduli tidak sama dengan memberi uang, salurkan uang receh anda pada
organisasi sosial dan keagamaan”. Disini dapat kita lihat seberapa besar iklan
tersebut mampu mempengaruhi para pengendara kendaraan ketika berada di
perempatan jalan. Jika iklan layanan masyarakat ini sudah mampu mengubah
perilaku para pengendara kendaraan maka tercapailah cita-cita kita dalam
memberantas kemiskinan yang salah satunya dengan cara seperti itu. Pemerinta
dengan memberi iklan seperti itu maka pasti mereka mempunyai tujuan yang
spesifik dalam menangani kasus kemiskinan di negara kita khususnya kota yogyakarta.
Ini adalah salah satu cara yang dicanangkan oleh pemerintah kota kita untuk
memberantas kemiskinan.
Manfaat
praktis bagi pemerintah, untuk sebagai data mereka apakah program iklan layanan
yang mereka buat sudah dibaca dan di sadari oleh para pengguna jalan akan
maksud tujuan dari iklan yang diberikan kepada pengguna jalan. Dan hasil
penelitian ini sebagai evaluasi bagi pemerintah.
Bagi
pengendara kendaraan atau para pengguna jalan sehingga mereka bisa mengerti
akan makna dari iklan tersebut, dan memberi mereka informasi data seberapa
besar yang sudah sadar dan melakukan seperti yang di inginkan pengiklan itu
sendiri, dan harapannya mengajak para pembaca juga dalam pertisipasi
memberantas kemiskinan dengan cara yang di tampilkan oleh iklan.
Kerangka
teori
Teori Jarum Hipodermik
Teori
jarum hipodermik ini melihat bahwa pemberitaan yang dilakukan media massa
diibaratkan obat yang akan disuntikan kedalam pembuluh darah khalayak, kemudian
dari suntikan tersebut diharapkan natinya audience atau khalayak akan bereaksi
sebagaimana yang diharapkan. Teori ini diasumsikan bahwa pesan informasi
dikondisikan oleh media yang kemudian disebarluaskan secara sistematis dalam
skala yang luas sehingga, pesan-pesan tadi dapat diterima oleh individu secara
massiv. Perlu diingat bahwa, pesan-pesan tersebut tidak diberikan pada individu
per individu tetapi ditujukan kepada khalayak yang luas. Kemudian sejumlah
besar individu tersebut akan memberikan tanggapan terhadap informasi tadi. (Sthepen W. Littlejohn & Karen
A.Foss. 2009. Teori Komunikasi edisi 9. Jakatra : Salemba Humanika).
Teori
ini sangat menduku penelitian ini karena media massa berperan penting dalam
merubah perilaku khalayak. Papan reklame merupakan salah satu bentuk media
massa itu sendiri. Papan reklame yang bertuliskan iklan layanan masyarakat
ditujukan kepada para penduduk khususnya yogyakarta dimana iklan layanan
masyarakat “ peduli tidak sama dengan memberi uang, salurkan uang receh anda
pada organisasi sosial dan keagamaan”.
Jika isi pesan ini disuntikkan terus kepada penduduk kota yogyakarta, seperti
teori jarum suntuk, maka hasilnya akan merubah perilaku para khalayak khususnya
penduduk kota yogyakarta dalam penelitian ini. Sehingga harapan dari pemerintah
sebagai komunikator menghasilkan suatu perubahan terhadap penduduk kota
yogyakarta sebagai komunikan.
Hipotesis
Ada
pengaruh terpaan iklan layanan masyarakat “peduli tidak sama dengan memberi
uang, salurkan uang receh anda pada organisasi sosial dan keagamaan” terhadap perubahan
sikap untuk tidak memberikan uang di jalan kepada fakir miskin.