Monday, January 21, 2013

TEKNIK ANALISIS DATA DENGAN SPSS 12

Salah satu jenis software yang sangat populer untuk menganalisis data adalah  SPSS  (Statistical  Package  for  the Social  Sciences  atau  Paket  Statistik untuk Ilmu Sosial) versi pertama dirilis pada tahun 1968, diciptakan oleh Norman Nie,  seoran lulusa Fakultas  Ilmu  Politik  dari  Stanford  University yang sekarang menjadi Profesor Peneliti Fakultas Ilmu Politik di Stanford dan Profesor Emeritus Ilmu Politik di University of Chicago. SPSS adalah salah satu program yang  paling  banyak  digunaka untuk  analisis  statistika  ilmu  sosial.  SPSS digunakan oleh peneliti pasar, peneliti kesehatan, perusahaan survei, pemerintah, peneliti pendidikan, organisasi pemasaran, dan sebagainya. SPSS dipublikasikan oleh SPSS Inc, untuk mendapatkan software SPSS anda dapat mendownloadnya pad situ  www.spss.com   ata mencarinya secara    manual         pad situs www.download.com. Sejak pertama kali diluncurkan sampai saat ini SPSS telah mengalami pengembangan  sampai pada SPSS versi 16. Secara umum tampilan antara satu versi dengan persi yang lebih baru tidak jauh berbeda hanya saja pada setiap  versinya  SPSS  terus  mengalami  perbaikan,  penambahan  vitur  ataupun fasilitas pendukung lain, yang mungkin tidak ada pada versi sebelumnya.
Sebelum  penulis  menjelaskan  beberapa  teknik  analisis  data  yang  dapat dilakukan dengan SPSS, anda terlebih dahulu harus menginstalkan software SPSS tersebut.  Untuk  dapat  menginstal  SPSS  12  ikuti  langkah   langkah  sebagai berikut:
1 Masukan CD SPSS 12

2 Jalankan Auto Run

3 Jika berupa File, masuk pada Setup

4 Double klik pada Setup

5 Ikuti petunjuk yang diintruksikan

    Langkah langkah menjalankan SPSS

1) Masuk ke Star kemudian klik All Program

2) Pilih SPSS for Windows
3) Pilih dengan mengklik SPSS 12.0 for Windows
4) Tunggu sampai jendela Aplikasi terbuka.


 5) Setelah jendela aplikasi terbuka, maka akan tampil gambar seperti di bawah ini.
6) Pilih dokumen yang akan dibuka, jika akan membuat dokumen baru.klik cancel

7) Ketika pertama kali masuk pada Worksheet SPSS, maka secara default anda akan masuk pada tampilan Data View.
8) Klik Variabel View untuk memulai mensetting data pada Data View.
                 





Friday, January 18, 2013

PENGARUH TERPAAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU UNTUK TIDAK MEMBERIKAN UANG DI JALAN KEPADA FAKIR MISKIN


Judul: PENGARUH TERPAAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “PEDULI BUKAN BERARTI MEMBERI, SALURKAN UANG RECEH ANDA PADA ORGANISASI SOSIAL DAN KEAGAMAAN” TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU UNTUK TIDAK MEMBERIKAN UANG DI JALAN KEPADA FAKIR MISKIN

BAB I
Latar Belakang
            Didalam kehidupan kita pasti kita selalu melakukan komunikasi baik secara langsung dengan kata-kata atau dengan gerak non verbal atau gestura. Selain dengan bahasa kita juga bisa memakai bentuk non verbal seperti simbol, gestura, gambar, dan masih banyak lagi bentuk komunikasi yang non verbal. Hampir setiap saat kita selalu melakukan komunikasi baik dengan diri kita intrapersonal atau dengan orang lain. Seperti belajar, berfikir, introfeksi, adalah contoh kita berkomunikasi dengan diri sendiri atau disebut dengan komunikasi intrapersonal. Komunikasi juga bisa dilakukan dengan orang lain atau interpersonal. Bisa juga berkomunikasi dalam kelompok, antar kelompok, dan bahkan komunikasi massa yang sifatnya luas tanpa jangkauan. Itu adalah bentuk komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan kita.
            Berbicara soal komunikasi, kita hadapkan pada kenyataan yang berhubungan dengan komunikasi. Salah satunya adalah iklan, bentuk komunikasi antara produsen dengan konsumen. Tujuan dari iklan sendiri adalah untuk memberikan pengetahuan tentang suatu barang kepada konsumen, sehingga mereka tau tentang keberadaan suatu barang atau produk. Selanjutnya adalah mengubah sikap konsumen pada tingkatan afektif, merubah perasaan mereka untuk tertarik atau berfikir tentang barang atau produk yang ditawarkan, tetapi belum bertindak. Dan selanjutnya adalah menciptakan brandawareness pada konsumen sehingga iklan suatu produk bisa tertanam lama pada benak konsumen. Sehingga mereka bisa merubah perilaku mereka untuk membeli barang tersebut bisa juga menolaknya pada tingkat konatif. Jika iklan bisa berjalan hingga membuat brandawareness kepada benak konsumen maka iklan tersebut dikatakan berhasil.
            Didalam kehidupan atau disetiap aktivitas kita juga selalu bertemu dengan namanya iklan. Baik iklan dalam bentuk gambar, tulisan, suara, dan audiovisual. Iklan secara kita sadari atau tidak disadari selalu berada di tengah-tengah kehidupan kita. Jika kita menonton televisi itu sudah pasti disela-sela jeda waktu acara yang kita tonton ada iklan. Dijalan ketika kita mengendarai motor kita melihat banyak papan reklame yang terpajang disetiap sudut atau tengan jalan. Ketika kita di mobil sedang mendengar radio, maka kita pasti juga mendengar iklan dalam berntuk suara. Ketika kita sedang browsing internet tak kala kita juga melihat iklan. Banyak iklan yang berkembang di tengah-tengah kehidupan kita.
            Jika kita memilah kategori iklan ada iklan elektronik dan iklan cetak. Iklan elektronik adalah iklan yang disampaikan kepada masyarakat melalui signal yang disampaikan lalu diterima oleh barang elektronik kita seperti radio, televisi, komputer, dan barang elektronik lainnya. Lebih bersifat luas tanpa batas, jangkauan luas, area luas, tidak memandang geografis. Cenderung iklan elektronik lebih mahal biayanya karena sifatnya adalah komunikasi massa. Media iklan elektronik juga menggunakan ranah publik seperti signal, yang berada ditengah-tengah masyarakat sehingga penggunaannya cenderung memerlukan pajak, sehingga biayanya semakin mahal. Ini sekilas tentang media iklan melalui elektronik.
            Sedangkan media iklan cetak bisa dikatakan juga luas, bisa diterima oleh khalayak luas. Seperti iklan melalui surat kabar, majalah, dan tabloid. Mereka bisa menjangkau berbagai segmen tergantung penentuan segmen bagi pengiklan. Tetapi juga media iklan cetak ada yang hanya langsung tertuju segmen sasaran, dalam arti iklan media cetak disampaikan langsung pada segmen mereka. Seperti brosur, katalog, leaflet, sticker, dan souvenir. Banyak kreatifitas yang dilakukan oleh para biro iklan untuk memberikan gambar iklan yang menarik di setiap jenis iklan media cetak. Iklan media massa berbentuk cetak yang lain adalah papan reklame. Papan reklame adalah bentuk iklan yang tertua dibanding dengan media iklan yang lainnya. Yang paling tua adalah papan reklame. Orang jaman dahulu memberikan informasi atau kerajaan memberikan informasi pada rakyat melalui papan pengumuman atau papan reklame. Dengan menuliskan pada papan tersebut ditengah kota maka rakyat bisa membacanya, itu salah satu bentuk komunikasi antara raja dengan rakyat. Kegunaan papan pengumuman jaman kerajaan dlu hanya untuk mensosialisasikan pengetahuan baru, peraturan peraturan, dan aktivitas raja. Dari zaman dulu semenjak ditemukan teknologi kertas di cina maka mulailah perkembangan iklan melalui media cetak maju pesat. Ditambah lagi dengan adanya mesin cetak oleh orang jerman. Maka semakin berkembang komunikasi dengan media cetak.
            Berbicara tentang iklan maka iklan ada yang sifatnya untuk mencari profit dan ada iklan yang hanya untuk merubah sikap manusia tanpa ada maksud untuk mencari keuntungan. Seperti iklan layanan masyarakat yang dibuat oleh pemerintah setempat untuk kemajuan kota tersebut. Iklan yang layanan masyarakat biasanya bisa dipublikasikan lewat chanel televisi lokal, bisa lewat papan reklame yang dipasang setiap jalan. Biasanya iklan layanan masyarakat ini untuk mengubah perilaku masyarakat yang berada di kota itu demi kemajuan perkembangan kota tersebut yang lebih baik. Humas pemkot mengeluarkan biaya yang besar untuk membuat iklan layanan masyarakat demi kemajuan ke arah yang diharapkan oleh pemerintah kota tersebut dalam mencapai target yang diinginkan. Banyak iklan layanan masyarakat yang dapat membangun atau merubah masyarakat sekitar yang ditujukan untuk membangun kesadaran masyarakat kota tertentu dalam suatu hal. Contohnya iklan layanan masyarakat seperti berantas narkoba, hemat listrik, patuh membayar pajak, dan masih banyak iklan layanan masyarakat yang dapat kita lihat. Untuk membuat sebuah iklan tersebut pemerintah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk  merubah masyarakat yang lebih baik sehingga terdapat kemajuan positif terhadap kota tertentu. Pemerintah dalam membuat iklan harus memiliki tujuan iklan yang  tertulis. Sehingga apa yang hendak dicapai nantinya setelah iklan layanan masyarakat tersebut di sosialisasikan. Salah satu bentuk tujuan yang dicapai dalam menyadarkan masyarakat disini dapat kita ukur baik skala macro maupun micro tentang iklan layanan msayarakat tersebut. Khususnya di kota yogyakarta ini.
            Yang menjadi masalah apakah iklan tersebut sudah efektif dan mampu mengubah perilaku oleh masyarakat. Ini menjadi pertimbangan bagi para pemerintah kita dalam mengubah perilaku masyarakat itu sendiri. Yang menjadi fokus adalah iklan layanan masyarakat yang berbentuk papan reklame yang bertuliskan “peduli tidak sama dengan memberi uang, salurkan uang receh anda pada organisasi sosial dan keagamaan”. Ada gambar ibu-ibu yang sedang mengendarai mobil dan memberikan uang kepada pengemis jalanan dan tangan nya di beri tanda silang ketika memberi uang terebut. Dari gambar dan kata-kata yang disampaikan melalui papan reklame yang sering dipajang di pinggir lampu merah dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita diajak untuk tidak memanjakan para pengemis dengan memberi uang yang secara langsung kepada para pengemis, dan uang tersebut hanya digunakan untuk sebatas dalam memenuhi kebutuhan mereka. Disini kita diajak untuk tidak memanjakan para pengemis supaya mereka untuk lebih bisa bekerja keras lagi diluar sebagai pengemis. Kita diajak menyumbangkan uang kita melalui organisasi sosial dan keagamaan. Sehingga dengan memberikan uang kita kepada organisasi sosial atau keagamaan bisa lebih bermanfaat lagi uang tersebut meskipun uang tersebut sama saja jatuh kepada fakir miskin. Tetapi yang dinilai disini adalah organisasi sosial dapat lebih mengajak para pengemis untuk menggunakan uang tersebut sebagai modal mereka untuk memenuhi kelangsungan hidup mereka nantinya tanpa harus bekerja sebagai pengemis lagi. Karena pengemis bisa dikatakan menggangu para pengguna jalan dan mengotori keindahan kota. Alangkah lebih baiknya jika mereka lebih diakomodasikan dengan serempak untuk menjadi yang lebih baik lagi selain pengemis. Yang menjadi masalah disini apakah para pengendara yang melihat iklan tersebut sudah merubah cara mereka dengan tidak memberi uang receh kepada mereka ketika berada di perempatan jalan. Target pemerintah kota yogyakarta khususnya adalah merubah para perilaku pengendara supaya tidak memberi receh pada pengemis. Jika masyarakat khususnya pengendara atau pemakai jalan sudah melakukan sperti yang diperintahkan maka iklan layanan masyarakat tersebut dikatakan berhasil, dan nantinya membuahkan efek yang pasitif tentunya.Maksud dari pemerintak kota disini supaya kita jangan memanjakan para pengemis tersebut.Tetapi kita melihat kenyataan nya sekarang, masih saja para pengemis kita manjakan, dan komunitas pengemis masih sama saja tidak ada perubahan. Semakin banyaknya pengemis yang membuat kreasi mereka yang lebih eksklusif, seperti jathilan, menjadi banci, lap motor, dan banyak lagi jenis pengemis yang masih bertahan di perempatan kota. Ini menjadi masalah pemerintah dalam menangani fakir miskin ini. Dengan adanya sosialisasi iklan masyarakat yang menyuruh kita sebagai pengendara kendaraan untuk tidak memanjakan mereka dengan pemberian uang kita. Biarkan kita menyumbang kepada organisasi sosial yang dapat mengolah uang kita lebih baik nantinya, untuk keberlangsungan para fakir miskin seperti pengemis dan gelandangan. Ini menjadi menarik diteliti menurut saya, karena seberapa efektifkah iklan layanan masyarakat tersebut dalam mengubah perilaku para pengendara kendaraan khususnya.
            Mungkin kita berfikir selama ini merasakan hal yang sama, tidak membuahkan efek yang kelihatan atas iklan tersebut. Masih banyak pengemis disini yang berkembang di jalanan. Di sisi lain yang  menjadi pertimbangan adalah apa saja yang sudah dilakukan organisasi sosial terhadap fakir miskin seperti pengemis ini. Yang penting dalam penelitian ini kita melihat tentang kesadaran dari masyarakat itu sendiri atau para pengendara dalam menanggapi iklan yang disampaikan pemerintah kota. Masalah apa yang dilakukan oleh organisasi sosial secara real itu bukan termasuk dalam penelitian ini. Yang ditekankan disini kesadaran dari masyarakat dalam merubah perilaku mereka untuk tidak memberikan sumbangan langsung kepada pengemis tetapi melewati organisasi sosial.
Perumusan Masalah
            Ada pengaruh iklan layanan masyarakat “peduli tidak sama dengan memberi uang, salurkan uang receh anda pada organisasi sosial dan keagamaan” terhadap perubahan perilaku untuk tidak memberikan uang di jalan kepada fakir miskin.
Tujuan Penelitian
            Untuk mengukur pengaruh iklan layanan masyarakat “peduli tidak sama dengan memberi uang, salurkan uang receh anda pada organisasi sosial dan keagamaan” terhadap perubahan perilaku untuk tidak memberikan uang di jalan kepada fakir miskin.
Manfaat penelitian
            Manfaat dari penelitian ini adalah kita dapat melihat tingkat kesadaran para pengendara terhadap iklan layanan masyarakat terhadap iklan layanan masyarakat yang berbunyi “peduli tidak sama dengan memberi uang, salurkan uang receh anda pada organisasi sosial dan keagamaan”. Disini dapat kita lihat seberapa besar iklan tersebut mampu mempengaruhi para pengendara kendaraan ketika berada di perempatan jalan. Jika iklan layanan masyarakat ini sudah mampu mengubah perilaku para pengendara kendaraan maka tercapailah cita-cita kita dalam memberantas kemiskinan yang salah satunya dengan cara seperti itu. Pemerinta dengan memberi iklan seperti itu maka pasti mereka mempunyai tujuan yang spesifik dalam menangani kasus kemiskinan di negara kita khususnya kota yogyakarta. Ini adalah salah satu cara yang dicanangkan oleh pemerintah kota kita untuk memberantas kemiskinan.
            Manfaat praktis bagi pemerintah, untuk sebagai data mereka apakah program iklan layanan yang mereka buat sudah dibaca dan di sadari oleh para pengguna jalan akan maksud tujuan dari iklan yang diberikan kepada pengguna jalan. Dan hasil penelitian ini sebagai evaluasi bagi pemerintah.
            Bagi pengendara kendaraan atau para pengguna jalan sehingga mereka bisa mengerti akan makna dari iklan tersebut, dan memberi mereka informasi data seberapa besar yang sudah sadar dan melakukan seperti yang di inginkan pengiklan itu sendiri, dan harapannya mengajak para pembaca juga dalam pertisipasi memberantas kemiskinan dengan cara yang di tampilkan oleh iklan.
Kerangka teori
Teori Jarum Hipodermik
            Teori jarum hipodermik ini melihat bahwa pemberitaan yang dilakukan media massa diibaratkan obat yang akan disuntikan kedalam pembuluh darah khalayak, kemudian dari suntikan tersebut diharapkan natinya audience atau khalayak akan bereaksi sebagaimana yang diharapkan. Teori ini diasumsikan bahwa pesan informasi dikondisikan oleh media yang kemudian disebarluaskan secara sistematis dalam skala yang luas sehingga, pesan-pesan tadi dapat diterima oleh individu secara massiv. Perlu diingat bahwa, pesan-pesan tersebut tidak diberikan pada individu per individu tetapi ditujukan kepada khalayak yang luas. Kemudian sejumlah besar individu tersebut akan memberikan tanggapan terhadap informasi tadi. (Sthepen W. Littlejohn & Karen A.Foss. 2009. Teori Komunikasi edisi 9. Jakatra : Salemba Humanika).
            Teori ini sangat menduku penelitian ini karena media massa berperan penting dalam merubah perilaku khalayak. Papan reklame merupakan salah satu bentuk media massa itu sendiri. Papan reklame yang bertuliskan iklan layanan masyarakat ditujukan kepada para penduduk khususnya yogyakarta dimana iklan layanan masyarakat “ peduli tidak sama dengan memberi uang, salurkan uang receh anda pada organisasi sosial dan  keagamaan”. Jika isi pesan ini disuntikkan terus kepada penduduk kota yogyakarta, seperti teori jarum suntuk, maka hasilnya akan merubah perilaku para khalayak khususnya penduduk kota yogyakarta dalam penelitian ini. Sehingga harapan dari pemerintah sebagai komunikator menghasilkan suatu perubahan terhadap penduduk kota yogyakarta sebagai komunikan.



Hipotesis
            Ada pengaruh terpaan iklan layanan masyarakat “peduli tidak sama dengan memberi uang, salurkan uang receh anda pada organisasi sosial dan keagamaan” terhadap perubahan sikap untuk tidak memberikan uang di jalan kepada fakir miskin.






 
Copyright © tukang blog
Designer : belajar internet