Judul skripsi: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KARET YANG DIKELOLA OLEH PT. JA. WATTIE (STUDI KASUS DI DESA PEGADINGAN, KECAMATAN CIPARI KABUPATEN CILACAP)
A. Latar
Belakang Masalah
Semua negara yang ada di dunia baik negara-negara maju
maupun negara sedang berkembang tentu melaksanakan pembangunan ekonomi. Untuk
meningkatkan pendapatan riil perkapita atau paling tidak mempertahankan tingkat
pendapatan yang telah dicapai. Bagi negara sedang berkembang pembangunan
ekonomi jelas dimaksudkan untuk
meningkatkan taraf hidup sehingga setaraf dengan tingkat hidup di
negara-negara maju.
Sedangkan
masalah perekonomian yang dihadapi oleh banyak negara dimana keadaan
perekonomian sering mengalami gejolak yang tidak menentu. Setelah badai krisis,
terlalu banyak negara, di Kawasan Asia khususnya Indonesia mengalami
keterpurukan di bidang perekonomian yang sangat memprihatinkan. Hal ini
berpengaruh besar terhadap dunia usaha, khususnya di bidang industri. Bidang industri
merupakan salah satu yang mendapat perhatian untuk dikembangkan dalam pembangunan.
Hakekat
pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan yang diikuti oleh perubahan-perubahan
dalam struktur dan corak kegitan ekonomi (Sadono Sukirno, 1998 : 45). Istilah pembangunan
ekonomi tidak hanya pada masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi
juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi.
Proses
industrialisasi dan pembangunan industri ini sebenarnya merupakan jalur
kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arah tingkat hidup yang
relatif tinggi. Selain itu industrialisasi dapat merangsang dan mendorong
investasi di sektor lain. Pembangunan diupayakan untuk mengembangkan potensi yang ada secara
optimal. Pengembangan sektor industri juga diharapkan dapat merubah komposisi
ekspor, sehingga ekspor industri yang dahulunya merupakan ekspor barang mentah
akan berubah menjadi barang yang sudah diolah baik berupa barang setengah jadi
atau barang jadi.
1. Aspek-Aspek
yang Mempengaruhi Pengembangan Industri
Pengembangan industri akan mempunyai pengaruh
terhadap beberapa aspek, antara lain :
a. Memperluas
kesempatan kerja
b. Menghasilkan
barang-barang yang dibuat masyarakat banyak dan sektor-sektor pengembangan lain
c. Meningkatkan
pendapatan industri
d. Menghemat
devisa khususnya bagi industri yang bersifat substitusi impor
Pembangunan perubahan dan gejolak baru yaitu oleh
globalisasi khususnya di bidang ekonomi yang dapat mempengaruhi stabilisasi
nasional dan ketahanan nasional yang pada gilirannya akan berdampak pada
pelaksanaan pembangunan nasional di masa yang akan datang.
2. Unsur
Pelengkap Dasar Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi yang dilandaskan pada prioritas
pertanian atau perkebunan serta ketenagakerjaan paling tidak memerlukan tiga
unsur pelengkap dasar yaitu sebagai berikut : (Michael P. Torado, 2000 : 432)
a. Percepatan
pertumbuhan output melalui serangkaian penyesuaian teknologi, institusional dan
insentif harga yang khusus dirancang untuk
meningkatkan produktivitas hasil produksi pertanian
b. Peningkatan
permintaan domestik terhadap output pertanian yang didasarkan pada strategi
pembangunan penataan yang berorientasi pada pembinaan ketenagakerjaan
c. Diversifikasi
kegiatan pembangunan pedesaan padat karya non pertanian yang secara langsung
dan tidak langsung akan menunjang dan ditunjang oleh masyarakat pertanian
Dari
beberapa jenis industri yang diusahakan salah satunya adalah industri karet.
Industri karet yang ada di Indonesia yaitu di wilayah Kalimantan, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Riau, Lampung, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, dan Jawa
Tengah.
Sedangkan di daerah
Jawa Tengah terletak di Cilacap yaitu di Jeruk Legi dan di Cipari. Peneliti
mengadakan penelitian di Cipari karena merupakan perkebunan karet yang terluas
dibandingkan di daerah yang lain yang ada di kawasan Cilacap.
Perkebunan
karet yang ada di Cipari yaitu PT. JA Wattie mengadakan kemitraan dengan petani
karet Kecamatan Dayeuhluhur. Kemitraan itu terjalin sejak bulan April 1995, dimana
produksi karet rakyat dikirim ke Perkebunan Ciseru-Cipari. Bahan olahan dari
petani berupa lump tahu / stab dibeli dengan harga berdasarkan kadar karet /
rendemen (mutu barang).
Sejalan
dengan perkembangan, maka pada tanggal 05 Maret 1997 kemitraan ini dikukuhkan
dengan ditandatanganinya perjanjian Kesepakatan Kemitraan Usaha Antar Kelompok
Tani Karet Swadaya Murni Kabupaten Cilacap dengan PT. JA Wattie Perkebunan
Ciseru-Cipari.
Dalam kedudukannya sebagai kebun inti, Perkebunan
Ciseru-Cipari menjalankan prinsip-prinsip kemitraan usaha yang saling
menguntungkan, saling membutuhkan, saling percaya, saling menghormati, saling
koreksi, dan saling kerjasama dengan baik agar kemitraan ini berjalan harmonis,
selaras dan berkesinambungan. Beberapa fasilitas yang diberikan kepada petani
adalah sebagai berikut :
1. Bantuan
hibah bibit karet sebanyak 10.000 pohon untuk
pengembangan seluas 2.000 Ha
2. Bantuan
modal berupa kredit lunak tanpa bunga dengan cicilan selama 10 tahun
3. Dukungan
sarana produksi seperti pestisida dan herbisida serta alat-alat sadap
4. Bimbingan
teknologi budidaya, melalui pembinaan dan penyuluhan secara rutin untuk menerapkan teknologi pengolahan karet
5. Menjamin
pembelian hasil / produksi karet rakyat sampai pengolahan dan pemasaran
Program pengembangan areal karet rakyat mengacu kepada program yang
dicanangkan oleh Pemerintah melalui dana APBN dan APBD. Target pengembangan
seluas 5.000 Ha. Realisasi pengembangan tahun 1997 / 1998 telah dilaksanakan
seluas 25.000 Ha dengan bantuan dana dari OECF melalui proyek pengembangan
sumber daya sarana dan prasarana perkebunan Jawa Tengah, dimana Perkebunan
Ciseru-Cipari sebagai pelaksana pembangunan kebun / penanaman karet di
Dayeuhluhur.
Pembangunan perkebunan karet merupakan salah satu aspek dari suatu
pembangunan daerah di Kabupaten Cilacap. Pengusaha tanaman karet sering
dipengaruhi oleh pemilikan tanah, luas lahan yang digarap serta kemampuan
pekerja dalam memanfaatkan berbagai sarana dan faslitas yang tersedia lainnya
yang dapat menunjang dalam usaha perkebunan. Pendapatan pekerja banyak
dipengaruhi berbagai faktor internal yang berasal dari pihak pekerja, jumlah
tenaga kerja dalam keluarga, dan kemampuan ekonomi. Sedangkan faktor eksternal
adalah kondisi tanah yang dipakai pada usaha perkebunan, tingkat kesuburan
tanah, tingkat harga jual, luas daerah pemasaran serta faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi dari perkebunan karet.
Diantara berbagai faktor produksi dari usaha perkebunan atau pertanian
produksi karet tersebut diperkirakan terdapat faktor produksi yang sangat
menentukan dalam usaha di bidang perkebunan yang meliputi lahan, modal, pupuk,
tenaga kerja serta upah. Dan usaha di bidang perkebunan merupakan kegiatan yang
mencakup kehidupan masyarakat yaitu di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan
lainnya yang menyangkut masalah kemasyarakatan yang mana bidang tersebut dapat
dipakai sebagai obyek penelitian.NG9M7KP49ND4
Dengan berdasarkan pada permasalahan yang diuraikan pada
latar belakang masalah di atas, maka penulis mengangkat judul permasalahan "FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KARET YANG DIKELOLA OLEH PT. JA. WATTIE
(STUDI KASUS DI DESA PEGADINGAN, KECAMATAN CIPARI KABUPATEN CILACAP)."
Terimakasih Atas Kunjungannya
Judul: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KARET YANG DIKELOLA OLEH PT. JA. WATTIE (STUDI KASUS DI DESA PEGADINGAN, KECAMATAN CIPARI KABUPATEN CILACAP)
Ditulis oleh Belajar Online Shop
Rating Blog 5 dari 5
Item Reviewed: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KARET YANG DIKELOLA OLEH PT. JA. WATTIE (STUDI KASUS DI DESA PEGADINGAN, KECAMATAN CIPARI KABUPATEN CILACAP)
Semoga artikel FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KARET YANG DIKELOLA OLEH PT. JA. WATTIE (STUDI KASUS DI DESA PEGADINGAN, KECAMATAN CIPARI KABUPATEN CILACAP) ini bermanfaat bagi saudara. Silahkan membaca artikel kami yang lain.
Judul: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KARET YANG DIKELOLA OLEH PT. JA. WATTIE (STUDI KASUS DI DESA PEGADINGAN, KECAMATAN CIPARI KABUPATEN CILACAP)
Ditulis oleh Belajar Online Shop
Rating Blog 5 dari 5
Item Reviewed: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KARET YANG DIKELOLA OLEH PT. JA. WATTIE (STUDI KASUS DI DESA PEGADINGAN, KECAMATAN CIPARI KABUPATEN CILACAP)
Semoga artikel FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KARET YANG DIKELOLA OLEH PT. JA. WATTIE (STUDI KASUS DI DESA PEGADINGAN, KECAMATAN CIPARI KABUPATEN CILACAP) ini bermanfaat bagi saudara. Silahkan membaca artikel kami yang lain.
0 komentar:
Post a Comment
Komentar anda sangat berguna untuk perkembangan blog anda dan blog ini. Anda mendapat backlink GRAATIS , Silahkan Berkomentar...